Ya Rasulullah, aku ingin menatap kembali Tarbiyatut Tholabah
Di tanah Kranji yang penuh dengan percikan hikmah
Yang selalu dikejar-kejar oleh ibadah
Lima waktu penuh sembayang berjama’ah
Untuk menyusuri rahmat Agung Allah
Tak lupa pundakku yang terangkul oleh sajadah
Tapi, masihkah santri lebih mengagungkan secerca barokah
Menuangkan jomberan-jomberan bau busuk ke dalam wadah,
Berlomba-lomba babatin rumput dan menyodorkan tangan ke dalam tong sampah
Ataukah lebih suka menyalakan korek api bersembunyi sambil berjama’ah
Ya Rasulullah, aku ingin kembali ke Pondok Kranji
Berboyong-boyong di asrama al-Maghribi
berbaur dan bertabur ilmu dengan para santri
Memakai Sarung, baju Taqwa dan Peci
Seolah bergaya memegang kitab kuning dihadapan kiyai
Layaknya seorang santri pergi mengaji
Oh Kranji, masihkah santri suka memanjangkan kukunya
Supaya lebih rajin lagi menggaruk-garuk sarang lebahnya
Ataukah ke arah kulit yang dibaluti korengnya
Namun, semua itu tidak mempunyai arti apa-apa
Oh Kranji, aku sungguh sangat rindu
Saat ini, bagaimana kabarmu?
Akankah kau yang sekarang seperti dulu?
Yang menengok warisan ulama masa lampau
Ataukah kau lebih memilih membuat gembong pembaharu
Membentuk santri berpose tawadu’ di muka guru
Dan ataukah kau... kau... dan kau lebih suka memuaskan egomu
(Ditulis tanggal 20/10/2013)
Di tanah Kranji yang penuh dengan percikan hikmah
Yang selalu dikejar-kejar oleh ibadah
Lima waktu penuh sembayang berjama’ah
Untuk menyusuri rahmat Agung Allah
Tak lupa pundakku yang terangkul oleh sajadah
Tapi, masihkah santri lebih mengagungkan secerca barokah
Menuangkan jomberan-jomberan bau busuk ke dalam wadah,
Berlomba-lomba babatin rumput dan menyodorkan tangan ke dalam tong sampah
Ataukah lebih suka menyalakan korek api bersembunyi sambil berjama’ah
Ya Rasulullah, aku ingin kembali ke Pondok Kranji
Berboyong-boyong di asrama al-Maghribi
berbaur dan bertabur ilmu dengan para santri
Memakai Sarung, baju Taqwa dan Peci
Seolah bergaya memegang kitab kuning dihadapan kiyai
Layaknya seorang santri pergi mengaji
Oh Kranji, masihkah santri suka memanjangkan kukunya
Supaya lebih rajin lagi menggaruk-garuk sarang lebahnya
Ataukah ke arah kulit yang dibaluti korengnya
Namun, semua itu tidak mempunyai arti apa-apa
Oh Kranji, aku sungguh sangat rindu
Saat ini, bagaimana kabarmu?
Akankah kau yang sekarang seperti dulu?
Yang menengok warisan ulama masa lampau
Ataukah kau lebih memilih membuat gembong pembaharu
Membentuk santri berpose tawadu’ di muka guru
Dan ataukah kau... kau... dan kau lebih suka memuaskan egomu
(Ditulis tanggal 20/10/2013)
0 comments:
Posting Komentar