web 2.0

Jumat, 26 September 2008

Keajaiban Shalat Subuh di Paramuda

Malam tadi (25/09/08), saya nginep di rumah Cak Ud, di Ruko Prima Ciputat. Saya hendak konfirmasi mengenai pembicara seminar (Pak Hamid Syarif & Pak Muhammad Nuh). Namun, ditunggu-tunggu sampai jam 1 dini hari, bahkan hingga setelah saya dan Asy'ari selesai nyetting untuk blocknote dan back drop, Cak Ud belum datang juga.

Karena sudah mengantuk, kami beranjak tidur. Sekitar pukul 3.30 dini hari, terdengar ramai-ramai di lantai tengah (tempatnya Cak Ud). Saya terbangun dan bergegas turun tangga menuju ke lantai tengah. Sekalian sahur, begitu pikir saya.

Ternyata, Cak Ud baru datang. Juga ada adik Cak Ud yang sedang bersiap untuk santap sahur. Sedangkan Cak Ud, terlihat bersiap-siap hendak melaksanakan shalat malam. Selesai santap sahur, saya kembali ke lantai atas--yang juga digunakan sebagai tempat shalat. Terlihat Cak Ud sedang melaksanakan shalat malam. Lalu, khusuk duduk di atas sajadahnya.

Adzan Subuh terdengar. Cak Ud mengajak kami melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Saya, As'yari, dan seorang penghuni lainnya segera mengambil air wudhu. Kami pun shalat bareng. Disusul kemudian dengan zikir bareng--khas seperti di pondok dulu. Ketika saya tanyakan pada penghuni Paramuda, ternyata kebiasaan shalat Subuh berjamaah ini biasa dilakukan di sini--dengan dipimpin langsung oleh "pengasuh" rumah.

Nah, inilah yang hendak saya ungkapkan dalam kesempatan kali ini.
Cak Ud yang supersibuk, kaya, kegiatan seabrek, banyak hal yang dipegang, masih "peduli" dan tidak melupakan "oleh-oleh" dari Pondok; shalat jamaah dan shalat sunnah lainnya. Ini yang kerap dilalaikan oleh banyak orang yang "naik daun". Bahkan, acapkali Subuhnya kedahuluan matahari. Sehingga, muncullah istilah; "Shalat Dhuha, pake Qunut!".

Maaf bila tulisannya kurang nyaman dikunyah. Saya hanya ingin belajar mengikat makna yang saya dapatkan dari kehidupan yang saya temui. Mari kita saling berbagi makna yang kita peroleh. Karena, sudah pasti, makna yang kita petik berbeda-beda. Meski yang dihadapi adalah hal yang sama. Anda coba tanya saja makna yang diperoleh Asy'ari tentang hal ini. Pasti berbeda! :)
Maaf pula jika judul kolom saya ini terlalu provokatif. hehehe...

Semoga bermanfaat!

Blog Archive

Popular Posts