web 2.0

Rabu, 31 Juli 2013

Konteks Lailatul Qadar*



M. Ulinnuha Husnan


Lailatul qadar adalah peristiwa luar biasa dan penuh misteri. Banyak kejadian mahadahsyat yang berlangsung di malam itu. Salah satunya yang paling fenomenal adalah proses penurunan Al-Quran kepada Nabi Muahammad Saw. Data-data teologis dan historis merekam kejadian itu (lihat misalnya QS. Al-Qadr [79]:1-5; QS. Ad-Dukhân [44]: 4-5), sehingga tak ada tempat bagi umat manusia untuk meragukan atau bahkan mendustakannya.

Kemahadahsyatan lailatul qadar itu terlihat secara tekstual misalnya pada kata lailatul qadr yang diulang sampai tiga kali dalam surat Al-Qadr. Karena status dan kedudukannya yang begitu agung, tak berlebihan bila Rasul Saw kerap memerintahkan kepada diri, keluarga dan umatnya agar selalu memperbanyak amal saleh dan ibadah pada malam itu (lihat misalnya, hadis riwayat Bukhari Muslim dari ‘Aisyah dan Abû Sa’îd al-Khudri).

Jumat, 19 Juli 2013

Tahannuts di Bulan Ramadhan

Salah satu tradisi agung yang diwariskan Muhammad Saw adalah ber-tahannuts, atau biasa diartikan sebagai tabarrur, melakukan perbuatan bajik (birr) dengan memberi makan fakir miskin, atau ta‘abbud (beribadah), atau keduanya, yakni tabarrur dan ta‘abbud. Selama dalam tahannuts, Nabi Muhammad melakukan renungan-renungan mendalam.

Yang direnungkannya tidak diragukan lagi adalah masalah-masalah tentang Tuhan, Pencipta yang Mutlak dan Pemelihara alam semesta, serta tentang ciptaan-Nya –khususnya masalah-masalah kemasyarakatan manusia: disparitas sosio-ekonomik, praktek-praktek niaga para pedagang kaya yang eksploitatif dan amoral, serta cara penghamburan kekayaan yang tidak bertanggungjawab dalam kaitannya dengan nestapa fakir miskin, yatim piatu dan orang-orang tertindas, seperti tercermin dalam praktek masyarakat Quraisy.

Blog Archive

Popular Posts