1 Februari 2009 kemarin adalah hari penting untuk warga Lamongan di Jakarta. Tim kesayangan mereka, Persela bertandang ke Jakarta melawan Persija Jakarta dalam lanjutan Kompetisi Indonesia Super League. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Persela tidak mesti main di Jakarta dua kali dalam setahun. Maklum, mereka belum tentu lolos ke babak 4 besar.
Ratusan LA Mania (sebutan untuk suporter Persela) berangkat dari Lamongan dengan kereta Express Kertajaya. Sesampai di Stasiun Senen Jakarta, mereka dijemput oleh The Jak Mania dengan 10 bus mini untuk diantar ke Stadion Lebak Bulus. Di stadion itulah mereka menginap sebelum menyaksikan pertandingan esok harinya. Sambutan yang sama pun akan diberikan apabila The Jak bertandang ke Jawa Timur. LA Mania dan The Jak Mania memang bersahabat sejak dulu.
Tak ketinggalan juga dengan warga Lamongan di Jakarta. Bu Sri, salah seorang sesepuh warga Lamongan di Jakarta bahkan membagikan kaos Persela untuk masyarakat Lamongan di Jakarta. Termasuk pula arek-arek Wasiat. Tak cukup itu, arek-arek Wasiat pun mendapatkan tiket gratis untuk nonton.
Dengan dikoordinir oleh Abrohul Isnaini, kaptem tim futsal Wasiat, arek-arek berangkat ke Stadion. Kami nonton di tribun suporter bersama LA Mania lainnya. Jumlah suporter Persela tampak sedikit dibanding suporter Persija yang memadati sebagian stadion. Suara mereka bergemuruh memenuhi Stadion Gelora Bung Karno. Namun, meski jumlahnya kecil, LA Mania tetap bersemangat meneriakkan yel-yel untuk mendukung kesebelasan mereka. Sorak-sorai penyemangat pun tiada henti diteriakkan.
Dua orang pemandu sorak yang berdiri di atas pagar tiada henti memberi komando LA Mania untuk terus bernyanyi sambil mengibarkan bendera atau syal Persela. Seluruh suporter Persela berdiri mengangkat tangan dan bertepuk keras-keras mengikuti irama drum yang ditabuh di barisan depan suporter. Walau jumlah kecil, kami tidak merasa kalah ramai dibanding suporter Persija. Begitulah terus, bahkan saat pertandingan sudah dimulai. Kami bahkan lebih memperhatikan pemandu daripada pertandingannya.
Kami baru terdiam setelah gol Bambang Pamungkas menggelinding ke gawang Khoirul Huda. Skor 1-0 untuk Persija. LA Mania mulai duduk tenang memperhatikan pertandingan sambil terus berharap bisa membalas gol. Namun sayang, hingga pertandingan berakhir pemain Persela tidak berhasil melesakkan satu gol pun. Jadilah, kami pulang dengan bekal kalah 1-0. [KHO]
Selasa, 03 Februari 2009
Tasyakurane Rien Zumaroh
Arek-arek Wasiat ketiban rezeki. Tak disangka-sangka ada yang tasyakuran. Maklum, bukan musimnya wisuda. Kamis (26/01/09) arek-arek berkumpul di Base Camp Wasiat untuk menghadir undangan dari Rien Zumaroh. Jadilah, malam itu (setelah maghrib) kami makan tumpeng bersama yang dipesan dari "ibu"-nya arek-arek Wasiat, Bu As.
Menurut penuturan yang punya hajat, tasyakuran ini adalah salah satu bentuk terima kasihnya pada Wasiat yang telah berjasa 'menemani' sejak awal menjejakkan kaki di UIN hingga lulus kuliah—dan bekerja. Semenjak masih kuliah, dia bertekad bila sudah bekerja akan mengadakan tasyakuran (makan-makan, hehehe) bersama arek-arek Wasiat. Dan, alhamdulillah, sekarang dia telah bekerja dan bisa mewujudkan tekadnya.
Rien Zumaroh, nama lengkapnya. Sesungguhnya bukan anak Wasiat. Dia bendahara Himabi (organisasi alumni PP Bahrul Ulum di Jakarta). Namun, sejak awal kuliah, dia sudah berkenalan dengan arek-arek Wasiat dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatannya. Dia hampir selalu hadir dalam setiap diskusi yang diadakan di base camp Wasiat. Dalam beberapa kesempatan pula, dia juga mengikuti workshop dan LPJ pengurus Wasiat. Arek-arek Wasiat pun tidak ragu lagi "menghadiahi" sebagai anggota istimewa Wasiat. [KHO]
Menurut penuturan yang punya hajat, tasyakuran ini adalah salah satu bentuk terima kasihnya pada Wasiat yang telah berjasa 'menemani' sejak awal menjejakkan kaki di UIN hingga lulus kuliah—dan bekerja. Semenjak masih kuliah, dia bertekad bila sudah bekerja akan mengadakan tasyakuran (makan-makan, hehehe) bersama arek-arek Wasiat. Dan, alhamdulillah, sekarang dia telah bekerja dan bisa mewujudkan tekadnya.
Rien Zumaroh, nama lengkapnya. Sesungguhnya bukan anak Wasiat. Dia bendahara Himabi (organisasi alumni PP Bahrul Ulum di Jakarta). Namun, sejak awal kuliah, dia sudah berkenalan dengan arek-arek Wasiat dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatannya. Dia hampir selalu hadir dalam setiap diskusi yang diadakan di base camp Wasiat. Dalam beberapa kesempatan pula, dia juga mengikuti workshop dan LPJ pengurus Wasiat. Arek-arek Wasiat pun tidak ragu lagi "menghadiahi" sebagai anggota istimewa Wasiat. [KHO]
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Archive
Popular Posts
-
Assalamu'alaikum Wr Wb Update hasil TM Fesban Nusantara 8 di ponpes Tarbiyatut Tholabah. Yg diselenggarakan Wasiat Jakarta. JUKLAK (P...
-
📢Dibutuhkan !!! Relawan Full Timer untuk Umum/Mahasiswa🇮🇩 🔥(Hanya untuk sekitar 25 orang yang Komitmen) 🔥 ❗Info Recruitement tim Rel...
-
Oleh: Drs. H. Hamid Syarif, MA* Pada awalnya, para the founding father pondok pesantren; kiai, ulama, masyayikh, dan asatidz mendirikan atau...
-
Dalam rangka memperingati Haul KH Musthofa tahun 2013 ini, PP Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur, menggelar berbagai ...
-
Siaran Pers: IKATAN JURNALIS UIN KUTUK PERAMPOKAN DAN PEMBUNUHAN MAHASISWA UIN Senin 25 Januari pukul 14.00 siang telah terjadi perampokan...
-
Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah kembali berduka. H. Qomaruddin Mahmud, Ketua Yayasan Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran meninggal dunia...
-
Assalamualaiku., mengharapk kedatangan temen-temen dan seluruh keluarga besar WASIAT JAKARTA untuk hadir silaturrohim bersama KH.SALIM AZHAR...
-
Salah satu kegiatan wasiat yang dilaksanakan di Kediaman Senior-Pembina Wasiat, Ahmad Millah, Ciputat (2010)
-
Tetaplah Bodoh, Tetaplah Lapar Membaca tentang Steve Jobs, sang pendiri raksasa komputer dunia Apple, saya teringat salah satu pe...
-
*No Urut Tampil Festival Hadrah Nusantara VIII* DI PP. TARBIYATUT THOLABAH *SHIFT 1 (15.30 - 17.30)* 1. AL MUHIBBIN JR 2. AL HAROMAIN 3...