web 2.0

Selasa, 22 Juni 2010



Keluarga besar Wadah Silaturrahim Alumni Tarbiyatut Tholabah Kranji di Jakarta sedang berpose bersama usai acara resepsi pernikahan pembina WASIAT, H. Abdullah Mas'ud & Margareth AH.

Semoga pernikahan yang penuh berkah dan karunia Allah SWT.

Sabtu, 24 April 2010


Salah satu kegiatan wasiat yang dilaksanakan di Kediaman Senior-Pembina Wasiat, Ahmad Millah, Ciputat (2010)

Hadrah Washiyyatul Musthofa Tampil di Resepsi Cak Ud


Grup Hadrah yang digawangi anak-anak Alumni Tarbiyatut Tholabah di Jakarta, Washiyyatul Musthofa, sedang tampil dalam acara resepsi pernikahan Cak Mas'ud.


Untuk menjaga tradisi dan mengingatkan kembali ajaran yang diperoleh di pondok, alumni Tarbiyatut Tholabah di Jakarta (WASIAT Jakarta) selalu rutin mengadakan acara keagamaan. Ini adalah pose mereka sesaat usai melaksanakan doa bersama Akhir dan Awal tahun Hijriyah (2010).

Kegiatan ini bertempat di base camp Wasiat Putri, di Ciputat.


Keluarga Besar Wasiat Jakarta berpose bersama dalam acara Resepsi Pernikahan Senior sekaligus Pembina WASIAT, H. Abdullah Mas'ud yang menyunting Ketua Umum IPPNU, Margaret A. di Graha Zeni, Matraman, Jakarta.

Kamis, 28 Januari 2010

Undangan Festival Seni Hadrah Se-Jawa Timur Wilayah Pantura

Festival Seni Hadrah Se-Jawa Timur Wilayah Pantura

Festival Seni Hadrah Se-Jawa Timur Wilayah Pantura
Di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah
Kranji Paciran Lamongan

1. PENDAHULUAN

Kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia. Kegiatan dalam masyarakat yang berkembang menjadi pola kehidupan dan menjadi ciri khas dari masyarakat disebut juga kebudayaan. Dari pola kehidupan tersebut dihasilkan suatu karya yang sangat indah disebut seni. Seni dan budaya berkembang seiring dengan waktu. Pada zaman dulu, setiap suku bangsa mempunyai adat dan istiadat yang mereka junjung tinggi. Adat istiadat merupakan warisan dari nenek moyang yang masih dipelihara sampai sekarang dan dikenal sebagai budaya tradisional.

Indonesia adalah bangsa besar yang terkenal dengan keanekaragaman seni dan budayanya. Kekayaan khazanah seni dan budaya tersebut berasal dari Sabang (ujung Barat) hingga Merauke (ujung Timur) yang memiliki nilai-nilai sejarah dan telah memberikan cora has kebudayaan Indonesia. Karya seni dan budaya tersebut telah tumbuh dan berkembang hamper di seluruh pelosok wilayah di Indonesia.

Kesenian adalah suatu usaha untuk menciptaan bentuk-bentuk yang menyenangkan dan seni itu dijalankan pula daripada estetika. Dalam Islam ada kesenian yang biasa disebut “Nasyid” yang berisikan nyanyian-nyanyian keagamaan. Adapula yang disebut “Marhaban” yang berisi pujian-pujian kepada Nabi Muhammad dan dinyanyikan dalam bahasa Arab.
Dalam istilah, Nasyid dinyanyikan dalam bentuk dakwah Islam yang perpaduannya antara seni Arab dan Indonesia (melayu). Adapula yang disebut dengan seni Hadrah yang biasanya dinyanyikan dalam bahasa Arab yang mengandung pujian kepada Nabi Muhammad dan para Sahabat. Seni Hadrah bisa juga disebut dengan jenis nyanyian yang berasal dari dzikir dan dinyanyikan dengan iringan sejenis alat bercorak rebana yang dimainkan dengan kompak.

Kini, jenis kesenian-kesenian di atas tidak hanya menjadi budaya Islam semata. Seni Hadrah misalnya, kini telah menjadi bagian budaya bangsa Indonesia, karena mayoritas bangsa Indonesia adalah umat Islam yang hingga saat ini masih kuat mempertahankan seni tersebut sebagai asset seni budaya bangsa dan agama.
Bagi masyarakat pesantren, khususnya di Jawa Timur wilayah Pantura, seni hadrah sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat santri Pondok Pesantren yang tersebar di pelosok kota hingga desa-desa terpencil.

Tanpa terbendung, seni Hadrah sudah menjadi trend tersendiri di masyarakat. Fungsi seni hadrah tidak hanya sekadar hiburan bagi masyarakat, tap telah menjadi sarana berzikir kepada Allah dengan lantunan-lantunan pujian kepada Sang Pencipta alam dan Rasul-Nya.

Tidak hanya itu, seni hadrah juga telah menjadi perekat hubungan (ukhuwah islamiyah) antar kelompok masyarakat Islam. Tidak jarang, ratusan hingga ribuan orang berkumpul untuk melantunkan shalawat dan kalimat thoyyibah dengan tujuan mempererat di antara mereka.

Walaupun demikian, di tengah arus perubahan dan pengaruh budaya barat yang menyerang bangsa timur (termasuk Indonesia), tidak menutup kemungkinan, seni hadrah sebagai salah satu budaya bangsa lambat-laun akan ditinggalkan masyarakat. Karena itu, perlu kiranya dilakukan pelestarian oleh seluruh komponen bangsa, khususnya umat Islam.
Berdasarkan pemikiran di atas, kami Keluarga Besar Alumni Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan yang berdomisili di Jakarta bermaksud menggelar acara “Festival Seni Hadrah”. Acara tersebut adalah merupakan usaha mempertahankan seni Islami yang telah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Dan dengan acara tersebut diharapkan akan terbentuk suasana sejuk dan damai di bawah kendali Ukhuwah Islamiyah.

2. TUJUAN KEGIATAN
a. Melestarikan kesenian Islam yang juga merupakan budaya bangsa.
b. Memperkokoh ukhuwah Islamiyah antara group Hadrah di Jawa Timur khususnya di
wilayah Pantura.
c. Merajut kebersamaan dalam keberagaman.

3. BENTUK KEGIATAN

Bentuk kegiatan ini berbentuk “lomba antar Group Hadrah se-Jawa Timur khususnya di wilayah Pantura.”

4. TEMA
Tema kegiatan ini adalah “Menebar Senyum Menuai Sejuta Kedamaian dengan Gema Sholawat”

5. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini akan dilaksakan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 20 Pebruari 2010
Pukul : 13.00 WIB – Selesai
Tempat : Halaman Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur

6. ORGANIZER/PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Wadah Silaturrahim Alumni Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah (WASIAT) yang berada di Jakarta dengan membentuk Panitia Pelaksana (Lampiran I).

Tangerang, 06 Januari 2010
PANITIA PELAKSANA,


ABROKHUL ISNAINI A. NAFIYSUL QODAR
Ketua Sekretaris


MENGETAHUI,


M. SHORIH AL-KHOLID, S.Pd.I
Ketua Wasiat Jakarta

Blog Archive

Popular Posts