Malam tadi (25/09/08), saya nginep di rumah Cak Ud, di Ruko Prima Ciputat. Saya hendak konfirmasi mengenai pembicara seminar (Pak Hamid Syarif & Pak Muhammad Nuh). Namun, ditunggu-tunggu sampai jam 1 dini hari, bahkan hingga setelah saya dan Asy'ari selesai nyetting untuk blocknote dan back drop, Cak Ud belum datang juga.
Karena sudah mengantuk, kami beranjak tidur. Sekitar pukul 3.30 dini hari, terdengar ramai-ramai di lantai tengah (tempatnya Cak Ud). Saya terbangun dan bergegas turun tangga menuju ke lantai tengah. Sekalian sahur, begitu pikir saya.
Ternyata, Cak Ud baru datang. Juga ada adik Cak Ud yang sedang bersiap untuk santap sahur. Sedangkan Cak Ud, terlihat bersiap-siap hendak melaksanakan shalat malam. Selesai santap sahur, saya kembali ke lantai atas--yang juga digunakan sebagai tempat shalat. Terlihat Cak Ud sedang melaksanakan shalat malam. Lalu, khusuk duduk di atas sajadahnya.
Adzan Subuh terdengar. Cak Ud mengajak kami melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Saya, As'yari, dan seorang penghuni lainnya segera mengambil air wudhu. Kami pun shalat bareng. Disusul kemudian dengan zikir bareng--khas seperti di pondok dulu. Ketika saya tanyakan pada penghuni Paramuda, ternyata kebiasaan shalat Subuh berjamaah ini biasa dilakukan di sini--dengan dipimpin langsung oleh "pengasuh" rumah.
Nah, inilah yang hendak saya ungkapkan dalam kesempatan kali ini.
Cak Ud yang supersibuk, kaya, kegiatan seabrek, banyak hal yang dipegang, masih "peduli" dan tidak melupakan "oleh-oleh" dari Pondok; shalat jamaah dan shalat sunnah lainnya. Ini yang kerap dilalaikan oleh banyak orang yang "naik daun". Bahkan, acapkali Subuhnya kedahuluan matahari. Sehingga, muncullah istilah; "Shalat Dhuha, pake Qunut!".
Maaf bila tulisannya kurang nyaman dikunyah. Saya hanya ingin belajar mengikat makna yang saya dapatkan dari kehidupan yang saya temui. Mari kita saling berbagi makna yang kita peroleh. Karena, sudah pasti, makna yang kita petik berbeda-beda. Meski yang dihadapi adalah hal yang sama. Anda coba tanya saja makna yang diperoleh Asy'ari tentang hal ini. Pasti berbeda! :)
Maaf pula jika judul kolom saya ini terlalu provokatif. hehehe...
Semoga bermanfaat!
Jumat, 26 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
Popular Posts
-
Malam itu saya sengaja membuka-buka buku Album Kenangan MA Tabah milik saya. Di halaman pertama daftar guru, mata saya langsung tertuju p...
-
Bagi sahabat-sahabat yang ingin kuliah, namun kesulitan dalam hal pembiayaan, ada salah satu solusi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab...
-
Senin, 5 Mei 2008 | 10:51 WIB Siapa yang tidak kesal melihat si mulut besar atau si tukang ngeyel mengatakan sesuatu yang melenceng dari...
-
Alhamdulillah Laporan pertanggung jawaban (LPJ) Pengurus WASIAT JAKARTA masa khidmad 2013-2015 telah selesai dan alhamdulillah di trima oleh...
-
Oleh: Drs. H. Hamid Syarif, MA* Pada awalnya, para the founding father pondok pesantren; kiai, ulama, masyayikh, dan asatidz mendirikan atau...
-
JAKARTA - Wadah Silaturrahim Alumnni Tarbiyatut Tholabah di Jakarta (WASIAT) kembali menggelar Festival Hadrah Nusantara Ke-III. Festival...
-
Ketua Bidang Penyuluhan dan Pendidikan Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), Fuada Baradja, memberikan ilustrasi yang cukup mencengan...
-
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Dalam beberapa waktu belakangan ini Kelompok Islamic State of Iraq and Suria...
-
Rangkaian Acara Haul KH Musthofa ke 67 di Pondok Kranji Kec. Paciran Lamongan.
0 comments:
Posting Komentar