Bagi teman-teman yang kuliah di LIPIA, Kebun Binatang Ragunan adalah tempat rekreasi yang asyik dan murah. Letaknya yang cukup dekat, membuatnya bisa dijangkau dengan mudah. (Kalau mau sekalian olahraga, ya lari-lari. kalau ga mau capek, ya naik mobil). Tapi, jangan khawatir jika Anda memilih lari, karena Anda akan menemukan banyak kawan yang melakukan aktivitas yang sama.
Biasanya, setiap hari minggu pagi, warga Jakarta yang rumahnya berada di sekitar lokasi Kebun Binatang Ragunan berbondong-bondong jogging. Ada yang sengaja berolahraga--lengkap dengan kostum olahraganya dan membawa bola atau raket, ada pula yang sengaja cuci mata, atau belanja.
Jika berangkat pagi-pagi sekali, dan anda pengen masuk lokasi kebun binatang, biasanya Anda tidak perlu bayar. mungkin, petugas yang jaga masih belum bangun... hehehe...
atau kalau ga pengen masuk, Anda juga bisa jalan-jalan di komplek olahraga Ragunan. di sana suasana juga ramai dengan para "olahragawan/olahragawati".
Selain itu, keadaan ramai ini tak ayal juga mengundang para penjual dadakan. Mereka menggelar pasar kaget. Aneka barang kebutuhan sehari-hari dijual dengan harga sangat miring, apalagi jika lihai menawar.
Karena itulah, banyak pula warga sekitar yang memanfaatkan kesempatan hari minggu pagi ini sekaligus untuk berbelanja.
Senin, 21 April 2008
Ngekose Anak Wasiat
Anak Wasiat, khususnya yang tinggal di sekitar UIN, mayoritas kosan mereka terfokus di base Camp WASIAT. Base camp yang dikontrak senilai 4.5 juta/tahun itu dihuni oleh 8 anak. Sebagai 'kepala suku' di base camp adalah M. Agus Saifuddin yang merupakan anggota Wasiat tertua di antara penghuni lainnya yang kebanyakan adalah anak yang baru masuk tahun 2007 ini.
Selain itu, ada pula yang tinggal di dekat Musholla (masih satu gang dengan base camp Wasiat) yaitu Ahmad Sugiono, Mufarrih, dan Moh. Dail Khoir. Mereka menyewa kontrakan satu kamar (kamar mandi di dalam) berukuran kira-kira 3x6 meter. Jarak kosan mereka sekitar 15 meter dari base camp.
Kelompok ketiga adalah keluarga Ahmad Millah Hasan. Kosan ini juga berdekatan dengan base camp. Kak Millah, begitu panggilan akrabnya, menyewa satu rumah dengan 3 kamar seharga 11 juta/tahun. Di sini, kak Millah tinggal bersama istri, anaknya, adiknya (Rozi), dan Udien.
Selain itu, masih ada pula keluarga H. Abdullah Mas'ud. Cak Ud membeli sebuah rumah toko yang terdiri dari 2 tingkat. dia tinggal di sini bersama adiknya, Lathifatus Sun'iyah, dan 'pembantu rumah tangga' Moh. Asy'ari. Selain sebagai tempat hunian, rumah Cak Ud ini juga difungsikan sebagai tempat usaha penerbitan Penerbit Cendekia Muda yang didirikannya.
Ada pula Moh. Shorih Al Kholid yang tinggal sendirian dalam kamar berukuran 3x3 meter. Dia menyewa sendirian kamar tersebut seharga 150 ribu/bulan. Kamar ini terhitung murah karena kamar mandi ada di luar; yakni satu kamar 'dikeroyok' oleh 6 kamar yang masing-masing diisi satu orang. Kosan Khaled ini letaknya juga berdekatan dengan Base Camp, sekitar 40 meter dari base camp. masih satu gang juga.
Sementara itu, Moh, Nur Huda, Ketum Wasiat, tinggal di tempat yang lumayan jauh dari kampus juga jauh dari base camp. Dia ngekos bersama kawan-kawannya yang juga dari Jawa Timur, tapi bukan anggota Wasiat.
Selain itu, ada pula yang tinggal di dekat Musholla (masih satu gang dengan base camp Wasiat) yaitu Ahmad Sugiono, Mufarrih, dan Moh. Dail Khoir. Mereka menyewa kontrakan satu kamar (kamar mandi di dalam) berukuran kira-kira 3x6 meter. Jarak kosan mereka sekitar 15 meter dari base camp.
Kelompok ketiga adalah keluarga Ahmad Millah Hasan. Kosan ini juga berdekatan dengan base camp. Kak Millah, begitu panggilan akrabnya, menyewa satu rumah dengan 3 kamar seharga 11 juta/tahun. Di sini, kak Millah tinggal bersama istri, anaknya, adiknya (Rozi), dan Udien.
Selain itu, masih ada pula keluarga H. Abdullah Mas'ud. Cak Ud membeli sebuah rumah toko yang terdiri dari 2 tingkat. dia tinggal di sini bersama adiknya, Lathifatus Sun'iyah, dan 'pembantu rumah tangga' Moh. Asy'ari. Selain sebagai tempat hunian, rumah Cak Ud ini juga difungsikan sebagai tempat usaha penerbitan Penerbit Cendekia Muda yang didirikannya.
Ada pula Moh. Shorih Al Kholid yang tinggal sendirian dalam kamar berukuran 3x3 meter. Dia menyewa sendirian kamar tersebut seharga 150 ribu/bulan. Kamar ini terhitung murah karena kamar mandi ada di luar; yakni satu kamar 'dikeroyok' oleh 6 kamar yang masing-masing diisi satu orang. Kosan Khaled ini letaknya juga berdekatan dengan Base Camp, sekitar 40 meter dari base camp. masih satu gang juga.
Sementara itu, Moh, Nur Huda, Ketum Wasiat, tinggal di tempat yang lumayan jauh dari kampus juga jauh dari base camp. Dia ngekos bersama kawan-kawannya yang juga dari Jawa Timur, tapi bukan anggota Wasiat.
Rencana Acara MUBES WASIAT
Berdasarkan hasil rapat Panitia Pelaksana Musyawarah Besar Wadah Silaturrahim Alumni Tarbiyatut Tholabah Kranji di Jakarta (WASIAT Jakarta), diumumkan bahwa pelaksanaan MUBES Wasiat akan dilaksanakan pada tanggal 17-18 Mei 2008 di Villa Puncak, Bogor.
Untuk mendukung acara dan demi kesuksesan acara tersebut, seluruh anggota Wasiat diminta sumbangan uang sebesar 15 ribu/anggota.
Demikian pengumuman ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Untuk mendukung acara dan demi kesuksesan acara tersebut, seluruh anggota Wasiat diminta sumbangan uang sebesar 15 ribu/anggota.
Demikian pengumuman ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Jumat, 18 April 2008
Selamat Jalan Pak Qomar
Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah kembali berduka. H. Qomaruddin Mahmud, Ketua Yayasan Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran meninggal dunia hari ini, Jumat (18/04/2008) pada jam 14.15 WIB. Almarhum meninggal dunia disebabkan serangan jantung.
Selama hidupnya, Almarhum dikenal sebagai pribadi yang tawadhu’, sabar, dan sederhana. Sebelum mengemban amaat sebagai Ketua Yayasan, beliau juga pernah menjadi Kepala Sekolah MA TABAH dan Kepala TPQ Tarbiyatut Tholabah.
Semoga amal kebaikan beliau diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT dan diampuni kesalahan-kesalahannya. Allahumma ighfir lahu war hamhu wa 'afi wa'fu anhu. allahumma laa tahrimna ajrahu wala taftinna ba'dahu.
Selama hidupnya, Almarhum dikenal sebagai pribadi yang tawadhu’, sabar, dan sederhana. Sebelum mengemban amaat sebagai Ketua Yayasan, beliau juga pernah menjadi Kepala Sekolah MA TABAH dan Kepala TPQ Tarbiyatut Tholabah.
Semoga amal kebaikan beliau diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT dan diampuni kesalahan-kesalahannya. Allahumma ighfir lahu war hamhu wa 'afi wa'fu anhu. allahumma laa tahrimna ajrahu wala taftinna ba'dahu.
Kamis, 17 April 2008
Situ Gintung: Pelepas Kepenatan Kuliah
Yang Namanya Situ, ya seperti danau. Begitu pula dengan Situ Gintung. Letaknya di Ciputat, tepatnya di belakang gedung Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dekat dengan Base Camp Wasiat.
Tempat ini, bisa menjadi solusi mudah dan murah bagi kawan-kawan yang hendak berlibur tapi terkendala dana. Selain tempatnya yang dekat dan bisa dijangkau dengan jalan kaki, tiketnya pun tidak mahal. Anda cukup membayar 3000 rupiah sekali masuk.
di dalam kawasan situ gintung, Anda dapat duduk nyaman di dangau (gubuk) yang terletak di pinggir danau sambil menikmati pemandangan 'air' yang menyegarkan. selain itu, juga terdapat beberapa alat permainan macam sebagai sarana refreshing seperti ayunan.
Udara yang segar, karena banyak pohon besar yang tumbuh, membuat Anda akan nyaman duduk bersantai sambil membaca buku kuliah di sini. itung-itung rekreasi sambil belajar. hehehe...
tempat ini juga juga sering dijadikan sebagai tempat rapat atau kegiatan beberapa organisasi mahasiswa UIN. bahkan, Wasiat pun kerap mengadakan acaranya di sini. asyik khan, rapat di alam terbuka seperti itu.
Tempat ini, bisa menjadi solusi mudah dan murah bagi kawan-kawan yang hendak berlibur tapi terkendala dana. Selain tempatnya yang dekat dan bisa dijangkau dengan jalan kaki, tiketnya pun tidak mahal. Anda cukup membayar 3000 rupiah sekali masuk.
di dalam kawasan situ gintung, Anda dapat duduk nyaman di dangau (gubuk) yang terletak di pinggir danau sambil menikmati pemandangan 'air' yang menyegarkan. selain itu, juga terdapat beberapa alat permainan macam sebagai sarana refreshing seperti ayunan.
Udara yang segar, karena banyak pohon besar yang tumbuh, membuat Anda akan nyaman duduk bersantai sambil membaca buku kuliah di sini. itung-itung rekreasi sambil belajar. hehehe...
tempat ini juga juga sering dijadikan sebagai tempat rapat atau kegiatan beberapa organisasi mahasiswa UIN. bahkan, Wasiat pun kerap mengadakan acaranya di sini. asyik khan, rapat di alam terbuka seperti itu.
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Archive
Popular Posts
-
Bagi sahabat-sahabat yang ingin kuliah, namun kesulitan dalam hal pembiayaan, ada salah satu solusi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab...
-
COPAS FB KH. SALIM AZHAR DIALOG MENGGELITHIK KAPAN MLETHE'E JARAK Ustadz muda diundang ngaji di desa Gunungan Grabakan Tub...
-
PROGRAM PENGUATAN RISET MAHASISWA & PERSIAPAN JURNAL ILMIAH MAHASISWA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu perguruan ting...
-
๐๐Welcome Oktober!!!๐๐ ๐Datang dan Meriahkan!!!๐ ๐ซ *Terbuka untuk umum*๐ซ Dalam rangka memeriahkan Milad ke-28, *Him...
-
Asslamualaikum wr wb. Selamat sore kluarga besar WASIAT JAKARTA. Sehubungan dengan memperingati 6 hari wafatnya cak Millah hasan. Mari kita...
-
*No Urut Tampil Festival Hadrah Nusantara VIII* DI PP. TARBIYATUT THOLABAH *SHIFT 1 (15.30 - 17.30)* 1. AL MUHIBBIN JR 2. AL HAROMAIN 3...
-
Selamat dan Sukses teruntuk Mas Abdullah Syith Heru Murti (Alumni MA TABAH Tahun 2014) sebagai Ketua Umum FORMALA (Forum Mahasiswa Lamong...
-
Assalamu'alaikum Wr Wb Update hasil TM Fesban Nusantara 8 di ponpes Tarbiyatut Tholabah. Yg diselenggarakan Wasiat Jakarta. JUKLAK (P...
-
Assalamu'alaikum Salam Sempak (semangat kompak) Dospundi kabare rek? Semoga baik2 semua. Dalam rangka *Opeening* EMPERAN CAFร yg di b...
-
No : 02/SU/Wasiat/IV/2016 lamp: _ Hal : Undangan Assalamu'alaikum W.r W.b Salam sejahtera bagi kita semua semoga tetap dalam lindun...