web 2.0

Sabtu, 21 Februari 2009

Tim Hadrah WASIAT














Jumat, 13 Februari 2009

Tahlilan untuk Pak Wujud

Sebagaimana biasa, tiap kali ada keluarga di Tarbiyatut Tholabah yang meninggal, teman-teman Wasiat selalu mengadakan doa bersama. Seperti juga malam itu. Setelah mendengar meninggalnya salah satu sesepuh guru di Tarbiyatut Tholabah, Pak Wujud, teman-teman langsung berinisiatif untuk kirim doa. Jadilah, pada Senin malam (9/2/09) mereka membaca yasin dan tahlil bersama. Acara dilaksanakan di base camp Wasiat Jakarta.

Acara baca Yasin dan tahlil dipimpin langsung oleh ketua umum Wasiat, M Shorih Kholid. Walaupun tidak seluruh anggota bisa datang dan berkumpul, namun kedatangan beberapa teman yang tinggal di sekitar base camp sudah cukup mewakili.

Setelah doa selesai, perbincangan mengenai sosok Pak Wujud pun mengalir begitu saja. Tanpa dikomando. Tiap-tiap orang pun bercerita tentang kenangannya. Tak terasa adzan Isya' terdengar berkumandang di musholla dekat base camp. [KHO]

Selasa, 10 Februari 2009

Rangkaian Acara HAUL KH Musthofa



1.Festival Anak Sholeh

Hari: Ahad
Tanggal: 01 Maret 2009
Pukul: 08.00 - Selesai
Tempat: Halaman MTs. Tarbiyatut Tholabah
Peserta: Murid MI/SD Tuban, Lamongan,
dan Gresik

2.Expo dan Launching Buku Biografi KH.
M. Baqir Adelan

Hari: Ahad
Tanggal: 01 – 05 Maret 2009
Pukul: 07.00 – 21.00
Tempat: Halaman PP. Tarbiyatut Tholabah
Peserta: Civitas akademika YPP.
Tarbiyatut Tholabah, alumni, dan masyarakat

3.Khitan Massal

Hari: Ahad
Tanggal: 01 Maret 2009
Pukul: 08.00 – Selesai
Tempat: Balai Pengobatan YPP. Tarbiyatut
Tholabah
Peserta: 50 Anak

4.Wisuda Qur’an

Hari: Senin
Tanggal: 02 Maret 2009
Pukul: 13.00 – 17.00
TempatAuditorium YPP. Tarbiyatut Tholabah
Peserta: Santri PP. Tarbiyatut Tholabah

5.Sepeda Santai (Napak Tilas KH. Musthofa)

Hari: Selasa
Tanggal: 03 Maret 2009
Pukul: 06.00 – 14.00
Route: Tebuwung-Lohwayu Dukun ,Prupuh Panceng, Kranji Paciran
Start : PP. Al Karimi Tebuwung Dukun Gresik
Finish : PP. Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan
Peserta: siswa dan masyarakat umum

6.Khotmil Qur’an Bil ghoib

Hari: Rabu
Tanggal: 04 Maret 2009
Pukul: 04.30 - Selesai
Tempat: Ndalem alm. KH. Musthofa (PP. Tarbiyatut Tholabah)
Qori: Alumni Hafidz/dzah PP. Tarbiyatut Tholabah

7.Khotmil Qur’an Bin Nadhar

Hari: Kamis
Tanggal: 05 Maret 2009
Pukul: 04.30 – 14.00
Tempat: Maqbaroh KH. Musthofa dan seluruh mushola Desa Kranji Paciran Lamongan
Qori’: Santri dan masyarakat

8.Semiloka Nasional

Hari: Kamis
Tanggal: 05 Maret 2009
Pukul: 07.30 – 12.00
Tempat: Auditorium YPP. Tarbiyatut Tholabah
Pembicara:
1. Prof. Dr. KH. Tholhah Hasan, MA
2. Prof. Dr.H. Machasin, MA (Dir. DIKTIS DEPAG RI)
3. Dr.H. Amin Haidari,MA (Direktur PDPONTREN DEPAG RI)
4. Prof. Dr. H. Ainurrofiq (Kasubdit. PDPONTREN DEPAG RI)
Peserta: Rektor, Kepala Madrasah, guru dan Mahasiswa

9.Temu Alumni Nasional

Hari: Kamis
Tanggal: 05 Maret 2009
Pukul: 13.00 – 15.30
Tempat: Auditorium YPP. Tarbiyatut Tholabah
Peserta: Alumni YPP. Tarbiyatut Tholabah

10.Ziarah massal

Hari: Kamis
Tanggal: 05 Maret 2009
Pukul: 15.30 – 17.30
Tempat: Maqbarah KH. Musthofa dan para masyayih Kranji Paciran Lamongan
Peserta : Masyarakat umum

11.Isthigotsah dan Tahlil Akbar

Hari: Kamis
Tanggal: 05 Maret 2009
Pukul: 18.00 – 19.30
Tempat: Halaman PP. Tarbiyatut Tholabah
Peserta : Masyarakat umum

12.Pengajian Umum

Hari: Kamis
Tanggal: 05 Maret 2009
Pukul: 20.00 – 24.00
Tempat: Halaman PP. Tarbiyatut Tholabah

Pembicara:
1. Prof. Dr. Alwi Shihab, MA (Jakarta)
2. KH. Abdul Qoyyum (Lasem Jateng)

Selasa, 03 Februari 2009

Nonton Bareng Persela di Stadion Gelora Bung Karno

1 Februari 2009 kemarin adalah hari penting untuk warga Lamongan di Jakarta. Tim kesayangan mereka, Persela bertandang ke Jakarta melawan Persija Jakarta dalam lanjutan Kompetisi Indonesia Super League. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Persela tidak mesti main di Jakarta dua kali dalam setahun. Maklum, mereka belum tentu lolos ke babak 4 besar.

Ratusan LA Mania (sebutan untuk suporter Persela) berangkat dari Lamongan dengan kereta Express Kertajaya. Sesampai di Stasiun Senen Jakarta, mereka dijemput oleh The Jak Mania dengan 10 bus mini untuk diantar ke Stadion Lebak Bulus. Di stadion itulah mereka menginap sebelum menyaksikan pertandingan esok harinya. Sambutan yang sama pun akan diberikan apabila The Jak bertandang ke Jawa Timur. LA Mania dan The Jak Mania memang bersahabat sejak dulu.

Tak ketinggalan juga dengan warga Lamongan di Jakarta. Bu Sri, salah seorang sesepuh warga Lamongan di Jakarta bahkan membagikan kaos Persela untuk masyarakat Lamongan di Jakarta. Termasuk pula arek-arek Wasiat. Tak cukup itu, arek-arek Wasiat pun mendapatkan tiket gratis untuk nonton.

Dengan dikoordinir oleh Abrohul Isnaini, kaptem tim futsal Wasiat, arek-arek berangkat ke Stadion. Kami nonton di tribun suporter bersama LA Mania lainnya. Jumlah suporter Persela tampak sedikit dibanding suporter Persija yang memadati sebagian stadion. Suara mereka bergemuruh memenuhi Stadion Gelora Bung Karno. Namun, meski jumlahnya kecil, LA Mania tetap bersemangat meneriakkan yel-yel untuk mendukung kesebelasan mereka. Sorak-sorai penyemangat pun tiada henti diteriakkan.

Dua orang pemandu sorak yang berdiri di atas pagar tiada henti memberi komando LA Mania untuk terus bernyanyi sambil mengibarkan bendera atau syal Persela. Seluruh suporter Persela berdiri mengangkat tangan dan bertepuk keras-keras mengikuti irama drum yang ditabuh di barisan depan suporter. Walau jumlah kecil, kami tidak merasa kalah ramai dibanding suporter Persija. Begitulah terus, bahkan saat pertandingan sudah dimulai. Kami bahkan lebih memperhatikan pemandu daripada pertandingannya.

Kami baru terdiam setelah gol Bambang Pamungkas menggelinding ke gawang Khoirul Huda. Skor 1-0 untuk Persija. LA Mania mulai duduk tenang memperhatikan pertandingan sambil terus berharap bisa membalas gol. Namun sayang, hingga pertandingan berakhir pemain Persela tidak berhasil melesakkan satu gol pun. Jadilah, kami pulang dengan bekal kalah 1-0. [KHO]

Tasyakurane Rien Zumaroh

Arek-arek Wasiat ketiban rezeki. Tak disangka-sangka ada yang tasyakuran. Maklum, bukan musimnya wisuda. Kamis (26/01/09) arek-arek berkumpul di Base Camp Wasiat untuk menghadir undangan dari Rien Zumaroh. Jadilah, malam itu (setelah maghrib) kami makan tumpeng bersama yang dipesan dari "ibu"-nya arek-arek Wasiat, Bu As.

Menurut penuturan yang punya hajat, tasyakuran ini adalah salah satu bentuk terima kasihnya pada Wasiat yang telah berjasa 'menemani' sejak awal menjejakkan kaki di UIN hingga lulus kuliah—dan bekerja. Semenjak masih kuliah, dia bertekad bila sudah bekerja akan mengadakan tasyakuran (makan-makan, hehehe) bersama arek-arek Wasiat. Dan, alhamdulillah, sekarang dia telah bekerja dan bisa mewujudkan tekadnya.

Rien Zumaroh, nama lengkapnya. Sesungguhnya bukan anak Wasiat. Dia bendahara Himabi (organisasi alumni PP Bahrul Ulum di Jakarta). Namun, sejak awal kuliah, dia sudah berkenalan dengan arek-arek Wasiat dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatannya. Dia hampir selalu hadir dalam setiap diskusi yang diadakan di base camp Wasiat. Dalam beberapa kesempatan pula, dia juga mengikuti workshop dan LPJ pengurus Wasiat. Arek-arek Wasiat pun tidak ragu lagi "menghadiahi" sebagai anggota istimewa Wasiat. [KHO]

Blog Archive

Popular Posts