Selasa, 15 April 2008
Beasiswa di LIPIA
Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) adalah salah satu solusi. Bisa dibilang, hampir semua alumni Tarbiyatut Tholabah yang masuk di LIPIA adalah mereka yang memang pingin kuliah tapi terkendala biaya. (termasuk saya. hehehe...)
Mengapa LIPIA menjadi solusi?
salah satunya karena LIPIA memberikan beasiswa penuh bagi SELURUH mahasiswa/i yang masuk dan diterima setelah lolos seleksi. selain beasiswa gratis kuliah, LIPIA juga memberikan uang saku bulan bagi SELURUH mahasiswa/i sebesar 100 riyal (sekitar 250 ribu/bulan) untuk tingkat I'dad Lughawy dan 200 riyal untuk tingkat Takmily, Diploma, dan Syariah.
tidak hanya itu, LIPIA juga memberikan fasilitas asrama gratis. hanya saja, kapasitas asrama yang terbatas membuat siswa harus bersaing dengan yang lain. tapi jangan khawatir, biasanya mahasiswa baru (I'dad) akan diprioritaskan untuk bisa menempati asrama.
fasilitas di asrama juga bisa dibilang cukup. penghuni mendapatkan satu kasur setiap orang, almari, dan beberapa kegiatan yang bisa membantu kemampuan mahasiswa. di antara kegiatan itu adalah; bimbingan hafalan Alquran, diskusi, ngaji kitab bersama ustadz-ustadz, dan lain-lain.
selain itu, setiap mahasiswa juga akan mendapatkan buku pegangan kuliah. termasuk juga kitab-kitab gede berbahasa Arab yang kalau kita akan eman membelinya karena pertimbangan harga. juga ada dokter yang selalu setia memeriksa dan memberi anda obat. lagi-lagi gratis!!! tidak ada yang bayar. ini sungguhan. tidak bercanda.
bagi yang gemar berolahraga, di Asrama juga ada lapangan untuk maen sepak bola, bulu tangkis, dan voli. jadi, selain menyehatkan rohani anda, di Lipia juga menyehatkan fisik Anda.
dosen-dosen yang mengajar adalah para pakar di bidang masing-masing. mereka antara lain berasal dari Arab SAudi, Mesir, Sudan, Syiria, dan beberapa dosen dari Indonesia yang kapabilitasnya tidak diragukan lagi.
perkuliahan berlangsung setiap hari dari jam 07.00 -- 12.00 WIB. dan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar karena memang buku pegangannya juga berbahasa Arab.
Rapat Panitia MUBES
rapat yang dipimpin langsung Ketua Panitia, Moh. Arifin (Sambeng), itu dimulai sejak pukul 13.00 hingga sore hari. agenda rapat kali ini adalah pembagian Job discription masing-masing panitia.
Selasa, 08 April 2008
Drs. Moh. Dja’far Hasan, MM. (bag. 2)
Prestasi Dj’afar makin pun meningkat. Kemudian dia dikirim ke Bandung. Setelah itu dia dipindahkan ke ke Sumatera untuk menyelesaikan proyek pembangunan stasiun di sana. Selesai di Sumatera, ia harus berpindah lagi ke Ibukota untuk proek pembangunan Instalasi Kereta Api Listrik (KRL) Jabotabek.
Sekitar setahun lamanya, pekerjaan sebagai konsultan Perusahaan Kereta Api dijalankannya dengan baik dan sungguh-sungguh. Namun, karena beberapa hal yang kurang sreg dengan nuraninya, dia memutuskan keluar.
Lewat seorang teman, Dja’far ditawari masuk Lembaga Pendidikan Al-Azhar, Jakarta, yang membutuhkan tenaga pengajar. “Lagi-lagi karena kolega, saya mendapatkan pekerjaan ini,” ujarnya seakan mengingatkan pentingnya teman dalam kelanjutan karier seseorang.
Dari pekerjaan mengajar waktu itu, Dja’far digaji Cuma 87 ribu/bulan. Jika dipotong uang kos yang 75 ribu/bulan, betapa minim penghasilannya bila dibandingkan dengan pekerjaannya sebelumnya. Akan tetapi, profesi mengajar ini dijalankannya dengan sungguh-sungguh. Apalagi ia seperti dipertemukan kembali dengan dunianya. Dalam pikiran Dja’far saat itu hanyalah bagaimana mengamalkan apa yang dia miliki dan ketahui. Tidak lagi dia memikirkan gaji yang diterima. Dia berkeyakinan, jika dia mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil yang berkualitas dan setelah itu barulah orang lain yang akan melihatnya. Beliau mengutip firman Allah SWT: “Dan berbuatlah, niscaya Allah, Rasul, dan orang-orang yang beriman akan melihatnya.”
Saat ini, di Al-Azhar, Dja’far menduduki jabatan sebagai Kepala Sub Perencanaan Pengembangan Pegawai, yang bertugas merekrut pegawai, mengembangkan SDM pegawai, dan menata karier pegawai.
Di samping itu, kesibukannya yang lain adalah sebagai trainer dan konsultan pada berbagai proyek di beberapa departemen Pemerintah. Menulis juga menjadi salah satu aktivitas sampingan beliau. Walaupun belum ada yang diterbitkan dalam bentuk buku, beberapa naskahnya bahkan telah difilmkan. Di antaranya adalah skenario yang difilmkan oleh Organisasi Buruh Dunia (ILO) sebagai bahan training bagi para buruh. Beberapa naskah lainnya juga pernah difilmkan oleh Depnaker dan Kepolisian sebagai bahan pelatihan kepegawaian di departemen masing-masing. Pernah pula beliau merancang kurikulum pelatihan untuk kepala sekolah.
Kini, sejumlah obsesi masih menggantung di benak Dja’far. Pendidik yang tinggal di Depok ini berharap suatu saat ia dapat menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak kurang mampu. Sekolah berkualitas tanpa dipungut biaya. (Yamboo)
(tulisan ini pernah dimuat di buletin Al-Washiyyah edisi April 2006)
Drs. Moh. Dja’far Hasan, MM.
Sejak kecil, pria yang menempuh pendidikan tingkat MTs dan MA (dulu PGA 6 tahun) di Tarbiyatut Tholabah ini memang punya minat besar pada yang namanya belajar. Baginya, minat belajar tidak boleh berhenti sampai kapan pun dan di mana pun. Sekolah haruslah menjadi kegiatan utamanya. Belajar tidak terbatas pada apa yang didapat di bangku sekolah.
Mengapa? “Karena apa yang didapat di bangku sekolah hanyalah sekadar bahan. Kita harus bisa mengembangkan bahan tersebut dengan banyak menggali dari apa-apa yang ada di sekitar kita. Selain itu, aktivitas belajar juga bisa dilakukan dari siapa pun dengan banyak bergaul. Orang yang ingin sukses, harus banyak menambah (ilmu) dan banyak bergaul,” beber Pak Dja’far mantap ketika ditemui Al-Washiyyah.
Awalnya, selepas PGA 6 tahun, Dja’far berkeinginan masuk jurusan ekonomi. Namun, keterbatasan kemampuannya saat itu membuat ia harus menerima kenyataan tidak diterima di jurusan impian tersebut. Saat itulah abangnya yang mengetahui bakat Dja’far di bidang belajar-mengajar, menyarankan untuk masuk di IKIP Surabaya. Saran tersebut diterimanya begitu saja. Ternyata setelah masuk kuliah, barulah dia merasakan asyiknya. Bahkan, baru di semester awal, beliau sudah aktif nyambi mengajar di tiga sekolah. Pada masa kuliah itu pula, beliau telah menjabat sebagai wakil kepala sekolah di salah satu SMP di Surabaya.
Lulus kuliah, Dja’far ingin mencari tantangan lain. Tanpa sungkan, dia memohon kepada salah seorang dosen yang kenal akrab dengannya untuk dicarikan pekerjaan. Dia ditawari untuk menjadi konsultan di perusahaan Kereta Api di Madiun. Pekerjaan tersebut diterima dan dijalankannya dengan sungguh-sungguh. Pada awal mula bekerja, sempat muncul perasaan kurang puas dengan profesinya saat itu. Atas dorongan sang Dosen, Dja’far bertahan untuk melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.
Senin, 07 April 2008
Membangun 250 Masjid/Hari dengan Berhenti Merokok
Jumlah perokok di Indonesia mencapai 77 juta orang. Jika persentase umat Islam sekitar 80% maka jumlah Muslim yang merokok sekitar 50 juta orang. Kalau mereka merokok seharga 5000, maka biaya rokok umat Islam di Indonesia dalam sehari adalah 250 miliar. Dengan dana ini, papar Fuad, umat Islam bisa membangun 250 masjid mewah senilai 1 miliar per masjid. Atau membangun madrasah unggulan setiap hari. Dana sebesar itu juga bisa digunakan untuk memberangkatkan 10.000 jamaah ke Mekkah.
Tak hanya itu, setiap hari juga bisa dibelikan susu terbaik untuk pengembangan optimal otak balita Muslim. "Bukankah membiarkan umat merokok merupakan proses pembodohan dan pemiskinan?" tegasnya.
Fuad menyebutkan, rokok merupakan salah satu faktor penyebab kemiskinan di Indonesia. Ketika seseorang teradiksi rokok, akhirnya ia menganggarkan untuk membeli rokok. Apapun yang terjadi ia harus membeli rokok. Padahal, ini akan mengurangi gizi anak-anak, nafkah untuk istri, pendidikan anak-anak, dan banyak lagi. Itu dari segi ekonomi, belum pendidikan dan kesehatan. Jadi, ekonominya goncang," katanya.
Menurut Fuad, mayoritas pengguna rokok adalah orang miskin. Ini aneh tapi nyata. Di negara maju, orang kaya yang mampu membeli rokok, di Indonesia orang miskin pun mampu membeli rokok dengan mudah. "Di sini harga murah, bisa diketeng lagi!" Ujarnya.
(diambil dari Majalah Gontor, edisi April 2008)
Blog Archive
Popular Posts
-
Bagi sahabat-sahabat yang ingin kuliah, namun kesulitan dalam hal pembiayaan, ada salah satu solusi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab...
-
COPAS FB KH. SALIM AZHAR DIALOG MENGGELITHIK KAPAN MLETHE'E JARAK Ustadz muda diundang ngaji di desa Gunungan Grabakan Tub...
-
PROGRAM PENGUATAN RISET MAHASISWA & PERSIAPAN JURNAL ILMIAH MAHASISWA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu perguruan ting...
-
๐๐Welcome Oktober!!!๐๐ ๐Datang dan Meriahkan!!!๐ ๐ซ *Terbuka untuk umum*๐ซ Dalam rangka memeriahkan Milad ke-28, *Him...
-
Asslamualaikum wr wb. Selamat sore kluarga besar WASIAT JAKARTA. Sehubungan dengan memperingati 6 hari wafatnya cak Millah hasan. Mari kita...
-
*No Urut Tampil Festival Hadrah Nusantara VIII* DI PP. TARBIYATUT THOLABAH *SHIFT 1 (15.30 - 17.30)* 1. AL MUHIBBIN JR 2. AL HAROMAIN 3...
-
Selamat dan Sukses teruntuk Mas Abdullah Syith Heru Murti (Alumni MA TABAH Tahun 2014) sebagai Ketua Umum FORMALA (Forum Mahasiswa Lamong...
-
Assalamu'alaikum Wr Wb Update hasil TM Fesban Nusantara 8 di ponpes Tarbiyatut Tholabah. Yg diselenggarakan Wasiat Jakarta. JUKLAK (P...
-
Assalamu'alaikum Salam Sempak (semangat kompak) Dospundi kabare rek? Semoga baik2 semua. Dalam rangka *Opeening* EMPERAN CAFร yg di b...
-
No : 02/SU/Wasiat/IV/2016 lamp: _ Hal : Undangan Assalamu'alaikum W.r W.b Salam sejahtera bagi kita semua semoga tetap dalam lindun...