web 2.0

Jumat, 19 Juli 2013

Tahannuts di Bulan Ramadhan

Salah satu tradisi agung yang diwariskan Muhammad Saw adalah ber-tahannuts, atau biasa diartikan sebagai tabarrur, melakukan perbuatan bajik (birr) dengan memberi makan fakir miskin, atau ta‘abbud (beribadah), atau keduanya, yakni tabarrur dan ta‘abbud. Selama dalam tahannuts, Nabi Muhammad melakukan renungan-renungan mendalam.

Yang direnungkannya tidak diragukan lagi adalah masalah-masalah tentang Tuhan, Pencipta yang Mutlak dan Pemelihara alam semesta, serta tentang ciptaan-Nya –khususnya masalah-masalah kemasyarakatan manusia: disparitas sosio-ekonomik, praktek-praktek niaga para pedagang kaya yang eksploitatif dan amoral, serta cara penghamburan kekayaan yang tidak bertanggungjawab dalam kaitannya dengan nestapa fakir miskin, yatim piatu dan orang-orang tertindas, seperti tercermin dalam praktek masyarakat Quraisy.

Kamis, 24 Januari 2013

Grup Hadrah Rafifur Rahmat dari Banjarmasin Juarai Festival Lomba Hadrah Nusantara IV

LAMONGAN – Grup hadrah Rafifur Rahmat dari Banjarmasin Kalimantan Selatan tampil sebagai juara 1 pada Festival Lomba Hadrah Nusantara IV yang digelar di pondok
pesantren Tarbiyatut Tholabah.

Pengumuman pemenang dan pembagian piala dilakukan pada acara puncak Haul KH Musthofa dan Maulid Nabi Muhammad SAW di pondok pesantren tersebut, Minggu (20/1) malam.

Posisi juara kedua diraih oleh grup hadrah Syauqul Muhibbin dari Suci Gresik, dan juara ketiga dipegang oleh Isyqul Musthofa juga dari Suci Gresik. Penampilan tiga grup hadrah ini pada festival yang digelar Wadah Silaturrahmi Alumni Tarbiyatut Tholabah (Wasiat) dan Duta Masyarakat, memang mampu memukau para penonton dan dewan juri.

Aku ingin kembali menjadi Seorang Santri

Ya Rasulullah, aku ingin menatap kembali Tarbiyatut Tholabah
Di tanah Kranji yang penuh dengan percikan hikmah
Yang selalu dikejar-kejar oleh ibadah
Lima waktu penuh sembayang berjama’ah
Untuk menyusuri rahmat Agung Allah
Tak lupa pundakku yang terangkul oleh sajadah

Tapi, masihkah santri lebih mengagungkan secerca barokah
Menuangkan jomberan-jomberan bau busuk ke dalam wadah,
Berlomba-lomba babatin rumput dan menyodorkan tangan ke dalam tong sampah
Ataukah lebih suka menyalakan korek api bersembunyi sambil berjama’ah

Ya Rasulullah, aku ingin kembali ke Pondok Kranji
Berboyong-boyong di asrama al-Maghribi
berbaur dan bertabur ilmu dengan para santri
Memakai Sarung, baju Taqwa dan Peci
Seolah bergaya memegang kitab kuning dihadapan kiyai
Layaknya seorang santri pergi mengaji

Oh Kranji, masihkah santri suka memanjangkan kukunya
Supaya lebih rajin lagi menggaruk-garuk sarang lebahnya
Ataukah ke arah kulit yang dibaluti korengnya
Namun, semua itu tidak mempunyai arti apa-apa

Oh Kranji, aku sungguh sangat rindu
Saat ini, bagaimana kabarmu?
Akankah kau yang sekarang seperti dulu?
Yang menengok warisan ulama masa lampau
Ataukah kau lebih memilih membuat gembong pembaharu
Membentuk santri berpose tawadu’ di muka guru
Dan ataukah kau... kau... dan kau lebih suka memuaskan egomu

(Ditulis tanggal 20/10/2013)


Kamis, 10 Januari 2013

Steve Jobs: Tetaplah Boodoh, Tetaplah Lapar

Tetaplah Bodoh, Tetaplah Lapar

Membaca tentang Steve Jobs, sang pendiri raksasa komputer dunia Apple, saya teringat salah satu pesannya. Ia sampaikan dalam pidatonya di antara para wisudawan di universitas terkemuka Amerika. Uniknya, ia tak lulus kuliah (tapi memberikan kuliah umum bagi para lulusan kampus).

"Tetaplah Bodoh, Tetaplah Lapar"

Lewat petuah itu, Steve Jobs mengajak setiap orang untuk tidak cepat puas dengan apa yang dimilikinya. Tetap lapar, berarti lapar pada kemajuan, lapar pada perbaikan nasib, lapar pada ilmu, lapar pada kebaikan, dan lapar pada gizi dan menu makan yang lebih baik (mungkin). Sementara, Tetaplah bodoh berarti tidak merasa cukup dengan ilmu yang telah diperoleh. Tak merasa ia telah pintar, walaupun sudah menyandang titel sarjana tinggi. Tak merasa lebih baik dari orang lain.

Musabaqoh Fahmil Qur'an (MFQ) di Tarbiyatut Tholabah

LAMONGAN - Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Drajat (STAIDRA) Kranji Paciran Lamongan menggelar Musabaqoh Fahmil Quran se-Kabupaten Lamongan, Kamis (10/1). Kegiatan yang diikuti siswa-siswi dan santri se-Kabupaten Lamongan ini dilaksanakan dalam rangkaian acara Haul KH Musthofa 2013. Total hadiah yang diperebutkan Rp. 6.000.000,- (ENAM JUTA RUPIAH). 

Menurut panitia, "MFQ adalah lomba cerdas cermat tentang kandungan al-Quran dengan peserta beregu. MFQร‚  menekankan penguasaan ayat-ayat Al-Quran, ilmu al-Qur'an dan pemahaman terhadap isi serta kandungannya," ujar Hakim.

Seluruh pertanyaan MFQ diambil dari buku Diktat yang disediakan oleh panitia. Peserta hanya tinggal mempelajari buku diktat tersebut. Kegiatan ini bertujuan antara lain: Membudayakan aktifitas membaca, mempelajari dan mengamalkan ajaran Al Qur'an pada generasi muda Islam, Menggali potensi para siswa/siswi dan santri pondok pesantren se-kabupten Lamongan, Menjalin Ukhuwah Islamiyah antar siswa/siswi dan santri pondok pesantren se-kabupten Lamongan.

Blog Archive

Popular Posts