web 2.0

Kamis, 18 September 2008

Cak Ud, Sukses Saat Masih Muda

Percaya tidak? Niat dan kemauan untuk menerjuni dunia usaha tidak melulu karena mempunyai modal cukup atau pengalaman yang mumpuni di suatu bidang usaha. Kadangkala, minat untuk berusaha hadir saat diri menemui kesulitan. Itulah yang dialami oleh H. Abdullah Mas’ud, Pimpinan Paramuda Group yang juga pembina WASIAT.

Cak Ud, begitu dia akrab dipanggil, mendirikan usaha lantaran adanya keterdesakan hidup yang kian sulit di Ibu kota. Barangakali ia bukanlah satu-satunya orang yang yang mandiri karena keterdesakan. Tetapi, paling tidak, ia adalah salah satu profil muda yang patut diacungi jempol. Pada saat teman-temannya mengeluh karena sulitnya hidup jauh dari kampung halaman, Cak Ud bangkit dari keluh kesah. Ia melangkah bersama teman-temannya yang lain, membangun usaha kecil-kecilan. Mereka menyedut diri sebagai PARAMUDA, anak-anak muda, yang tak gampang menyerah.

Awal mula usaha yang dibangun adalah di bidang percetakan. Pertama kali mencanangkan bisnis ini, tak ada yang bisa dikerjakannya. Namun, Cak Ud bersama anak-anak muda lainnya tak lantas berputus asa. Mereka terus berusaha. Sedikit demi sedikit hasilnya pun mulai tampak. Cak Ud masih ingat, pertama kali ia menerima order adalah satu paket pembuatan kartu nama. Kemudian, menyusul leflet, brosur, poster, dan beberapa media promosi kecil-kecilan yang dipesan oleh teman-temannya sesasa mahasiswa. Dari hari ke hari, bulan berganti bulan, order cetakan mereka pun makin bertambah. Cak Ud dan kawan-kawan senang bukan kepalang.

“Saya sebenarnya tak punya background dan pengalaman di bidang ini,” ujarnya. Ya, benar. Saat mendirikan PARAMUDA, Cak Ud memang tidak berbekal pengetahuan yang cukup. Meski bisa menyelesaikan S1-nya, toh tak cukup membantu usahanya. Namun, berkat ketekukan dan semangat pantang menyerah—apalagi dia sering kebagian tugas mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan kertas dan cetak mencetak—pengetahuannya pun semakin bertambah.

Kini, PARAMUDA kian berkembang. Tak hanya percetakan, PARAMUDA di bawah bendera PARAMUDA GROUP juga bergerak di bidang penerbitan dan distribusi buku. Beberapa buku telah berhasil diterbitkan di bawah nama Penerbit Cendekia Muda. Sedangkan Paramuda Bookstore bergerak di bidang distribusi buku.

Selain itu, PARAMUDA GROUP juga beberapa kali mengadakan kegiatan pengembangan diri dan potensi, di antaranya adalah Pelatihan Servis Handphone, Pelatihan Kemandirian untuk Remaja, Pelatihan Peta Masa Depanku, dan lain sebagainya.

Kini, Cak Ud, pemilik PARAMUDA, masih tetap muda (belum menikah, hehehe). Bahkan, yang membuat angkat topi, dia masih sempat berkumpul-kumpul atau rapat dengan junior Wasiat yang jauh di bawahnya. Juga, masih sempat “ikut-ikutan” ngurusi kegiatan Wasiat. Kesederhanaan dan kebersahajaannya terlihat di sini.

Jika kekayaan sebagai ukurannya, maka Cak Ud adalah profil muda yang bisa dikatakan sukses. Dia sudah memiliki sebuah ruko 3 lantai dan sebuah mobil Avanza, selain juga sibuk bekerja di Departemen Agama dan menjadi Kepala Sekolah Al-Nahdlah di Pondok Petir Sawangan Depok.

Mungkin, banyak yang “iri” dengan kemapanan Cak Ud hari ini. Banyak juga yang tidak melihat bagaimana sesungguhnya Cak Ud dulu—saat mengalami masa-masa prihatin di Jakarta. Dia sempat mengalami masa-masa melarat—titik nadir dalam bahasa Cak Ud. Di mana waktu itu dia sempat berpuasa Daud (sehari puasa, sehari tidak) selama 2 tahun. Dan, kebiasan puasa ini masih berlanjut hingga sekarang saat sudah sejahtera—dengan puasa senin-kamis. Rahasia lain yang tidak pernah diungkapkan kepada banyak orang adalah kebiasannya bangun malam untuk bermunajat kepada Allah Swt. Selain itu, didukung dengan sedekah rutin kepada yang membutuhkan ataupun yang “tidak membutuhkan”.

(Adaptasi dari Profil Cak Ud yang dimuat di majalah Syir’ah dengan judul “Yang Muda Yang Menggeluti Dunia Usaha”, edisi Februari 2006. Ditulis ulang oleh Moh. Shorih Al-Kholid)

0 comments:

Blog Archive

Popular Posts