Lama sekali sesungguhnya saya ingin menuliskan intisari yang saya dapatkan dari Pak Djakfar pada acara Sharing senior dengan junior WASIAT di Puncak, Bogor. Namun, baru sekarang saya berkesempatan mendokumentasikannya untuk blog WASIAT. Semoga catatan ini bermanfaat.
Pak Djakfar mengawali motivasinya dengan mengutip syair yang kerap disenandungkan oleh (alm) Kiai Baqir Adelan, yang ditujukan kepada para muridnya.:
“Quumu Ayyuhas Syubbanul Kiram”
Bangkitlah, wahai para pemuda yang mulia.
Bangkit dan Bergerak
Kita sesungguhnya adalah para pemuda yang mulia dan terhormat, namun kita belum bisa mencapainya jika kita hanya duduk-duduk saja, banyak tidur, terlalu sering bermain game, dan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Kita harus bangkit, bergerak, berusaha, dan menunjukkan bahwa diri kita ada. Masih layak dianggap sebagai manusia yang hidup dan bernapas. Jika tidak, maka layaklah kita untuk ditakbiri sebanyak empat kali (shalat jenazah).
Mengenai masa depan
“Kita tidak tahu, nanti akan menjadi apa. Maka, berbaik-baiklah pada semua orang. Karena kita tidak tahu; bisa jadi orang tersebut adalah penyelamat kita suatu saat nanti.”
Persiapkan Modalnya Sekarang
Setiap dari kalian akan menjadi orang yang sukses, orang yang lebih baik dan terhrmat daripada sekarang, asalkan mempunyai modal yang lengkap. Oleh karena itu, lengkapilah modal kalian. Modal apa saja, dalam bidang apa saja. Pelajari semuanya sebaik-baiknya. Karena—sekali lagi, Anda tidak tahu di bidang yang mana kelak Anda akan berperan. Siapa tahu, kelak salah seorang di antara kalian “dipaksa” menempati posisi tertentu. Menjadi menteri, misalnya. Masalahnya, siap tidak, andai itu benar-benar terjadi?
Berbuat Saja, Tak Usah Pikirkan Balasannya
Tidak usah berpikir bahwa apa yang kalian lakukan itu untuk kalian. Tapi, lakukan saja. Berbuat saja yang terbaik dalam setiap kesempatan. Karena bagian kalian akan diberikan nanti. Tak usah dipikirkan. Waqul i’maluu fa sayarallahu amalakum wa rasuuluhuu wal mu’minuun. “Berbuat sajalah kamu. Maka, itu akan dilihat oleh Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman.”
Setelah beberapa kalimat dahsyat yang memotivasi, Pak Djakfar menutup dengan prinsip pribadinya:
“Begitu saya hidup, saya tidak boleh menjadi orang yang tidak berguna. Pokonya saya berbuat baik saja. Efeknya apa buat saya? Gak perlu dipikirkan. Nanti akan datang sendiri.”
Semoga bermanfaat.
Kamis, 18 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
Popular Posts
-
Bagi sahabat-sahabat yang ingin kuliah, namun kesulitan dalam hal pembiayaan, ada salah satu solusi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab...
-
COPAS FB KH. SALIM AZHAR DIALOG MENGGELITHIK KAPAN MLETHE'E JARAK Ustadz muda diundang ngaji di desa Gunungan Grabakan Tub...
-
PROGRAM PENGUATAN RISET MAHASISWA & PERSIAPAN JURNAL ILMIAH MAHASISWA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu perguruan ting...
-
๐๐Welcome Oktober!!!๐๐ ๐Datang dan Meriahkan!!!๐ ๐ซ *Terbuka untuk umum*๐ซ Dalam rangka memeriahkan Milad ke-28, *Him...
-
Asslamualaikum wr wb. Selamat sore kluarga besar WASIAT JAKARTA. Sehubungan dengan memperingati 6 hari wafatnya cak Millah hasan. Mari kita...
-
*No Urut Tampil Festival Hadrah Nusantara VIII* DI PP. TARBIYATUT THOLABAH *SHIFT 1 (15.30 - 17.30)* 1. AL MUHIBBIN JR 2. AL HAROMAIN 3...
-
Selamat dan Sukses teruntuk Mas Abdullah Syith Heru Murti (Alumni MA TABAH Tahun 2014) sebagai Ketua Umum FORMALA (Forum Mahasiswa Lamong...
-
Assalamu'alaikum Wr Wb Update hasil TM Fesban Nusantara 8 di ponpes Tarbiyatut Tholabah. Yg diselenggarakan Wasiat Jakarta. JUKLAK (P...
-
Assalamu'alaikum Salam Sempak (semangat kompak) Dospundi kabare rek? Semoga baik2 semua. Dalam rangka *Opeening* EMPERAN CAFร yg di b...
-
No : 02/SU/Wasiat/IV/2016 lamp: _ Hal : Undangan Assalamu'alaikum W.r W.b Salam sejahtera bagi kita semua semoga tetap dalam lindun...
0 comments:
Posting Komentar