Pesisir pantai utara (Pantura) Jawa Timur adalah kawasan yang membentang dari garis pantai Tuban yang berbatasan dengan Jawa Tengah hingga ke timur sampai di pantai Surabaya. Garis pantai selanjutnya, dari Surabaya ke selatan hingga ujung pantai Banyuwangi, biasanya disebut sebagai kawasan Tapal Kuda. Kedua kawasan ini sama-sama merupakan kawasan yang didiami oleh mayoritas masyarakat santri.
Sejak zaman-zaman awal kedatangan Islam ke pulau Jawa, di kawasan ini banyak sekali didirikan lembaga pendidikan pesantren. Penduduk hidup dalam suasana religius dan berjiwa bebas. Maka demikian pulalah suasana dan psikologi penduduk di Paciran, Lamongan Jawa Timur, tanah kelahiran KH. Muhammad baqir Adelan, pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Paciran, Lamongan.
Di sebuah desa yang terletak di pesisir Utara Jawa Timur, tepatnya di Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada tanggal 30 Agustus 1934 M. bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Ula 1354 H. lahirlah seorang bayi mungil yang diberinama Baqir, sebagai putera keenam dari duabelas bersaudara buah perkawinan KH. Adelan bin Abdul Qodir Kranji dengan Nyai Hj. Sofiyah binti KH. Musthofa.
Anak ini kemudian tumbuh dan menikmati masa kanak-kanaknya dengan dikaruniai kecerdasan yang melebihi teman-teman sepermainannya. Karena situasi dan psikologi masyarakat Pantura yang bebas dan berkemandirian, maka ia pun memiliki keberanian dan bakat-bakat wira usaha sejak kecil.Memulai pendidikan pertamanya dengan ngangsu ilmu langsung dari Ibunda tercintanya, Hj. Nyai Shofiyah dan neneknya, Nyai Aminah Sholeh, lalu pada pamannya, KH. Abdul Karim dan kemudian memeperdalam bekal ilmu dasar dari Kakeknya KH. Musthofa Abdul Karim.
Sejak usia tujuh tahun, Baqir kecil juga belajar di pendidikan formal, Madrasah Tarbiyatut Tholabah Kranji yang dipimpin oleh pamannya, KH. Abdul karim Musthofa selama empat tahun. Untuk kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Muallimin Desa Tunggul Paciran pada tahun 1940-1944 M. di bawah pimpinan ulama pejuang, KH. Muhammad Amin Musthofa.Karena bekal pendidikannya yang seperti ini maka tak heran jika sejak usia empat belas tahun ia telah dipercayai oleh gurunya untuk ikut mengajar di pesantren dan turut berdakwah di masyarakat.
Dari Madrasah Muallimin Tunggul paciran inilah, Muhammad Baqir mulai dipercaya untuk mencoba menularkan ilmunya kepada masyarakat.Namun karena dirasa bekalnya belum mumpuni, maka ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada tahun 1952 M. yang saat itu diasuh oleh KH. Abdul Jalil. Satu hal di antara kelebihannya ketika masih berstatus santri di Tambakberas ini adalah jiwa kewirausahaannya yang mulai tumbuh. Karena diterima di kelas lima (rata-rata siswa lain diterima di kelas empat), maka ia hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk menamatkan tingkat Ibtidaiyah. Karena ingin mandiri, setelah menamatkan tingkat Ibtidaiyah, ia pun pindah dari asrama dan tinggal di Desa Bulak sembari tetap mengaji di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas.
Di Desa Bulak inilah ia memulai kemandiriannya dengan menjalani usaha kecil-kecilan berupa jual-beli hasil bumi penduduk di desa-desa sekitarnya. Hasil usahanya ini bahkan telah dapat digunakan untuk membantu orang tuanya membiayai pendidikan adik-adiknya. Setahun kemudian ia meneruskan pendidikannya dengan belajar kepada KH. Bisri Sansuri di Pesantren Manbaul Ma’arif Denanyar Jombang selama empat tahun kemudian. Selain mengaji Baqir yang telah menjadi seorang ustadz muda ini, juga turut dipercaya untuk membantu mengajar di pesantren Manbaul Ma’arif ini.
Senin, 07 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
Popular Posts
-
Assalamu'alaikum Wr Wb Update hasil TM Fesban Nusantara 8 di ponpes Tarbiyatut Tholabah. Yg diselenggarakan Wasiat Jakarta. JUKLAK (P...
-
📢Dibutuhkan !!! Relawan Full Timer untuk Umum/Mahasiswa🇮🇩 🔥(Hanya untuk sekitar 25 orang yang Komitmen) 🔥 ❗Info Recruitement tim Rel...
-
Oleh: Drs. H. Hamid Syarif, MA* Pada awalnya, para the founding father pondok pesantren; kiai, ulama, masyayikh, dan asatidz mendirikan atau...
-
Dalam rangka memperingati Haul KH Musthofa tahun 2013 ini, PP Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur, menggelar berbagai ...
-
Siaran Pers: IKATAN JURNALIS UIN KUTUK PERAMPOKAN DAN PEMBUNUHAN MAHASISWA UIN Senin 25 Januari pukul 14.00 siang telah terjadi perampokan...
-
Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah kembali berduka. H. Qomaruddin Mahmud, Ketua Yayasan Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran meninggal dunia...
-
Assalamualaiku., mengharapk kedatangan temen-temen dan seluruh keluarga besar WASIAT JAKARTA untuk hadir silaturrohim bersama KH.SALIM AZHAR...
-
Salah satu kegiatan wasiat yang dilaksanakan di Kediaman Senior-Pembina Wasiat, Ahmad Millah, Ciputat (2010)
-
Tetaplah Bodoh, Tetaplah Lapar Membaca tentang Steve Jobs, sang pendiri raksasa komputer dunia Apple, saya teringat salah satu pe...
-
*No Urut Tampil Festival Hadrah Nusantara VIII* DI PP. TARBIYATUT THOLABAH *SHIFT 1 (15.30 - 17.30)* 1. AL MUHIBBIN JR 2. AL HAROMAIN 3...
0 comments:
Posting Komentar